hadyjie27

Just another WordPress.com site

Archive for the ‘Sistem Pelumasan CVS’ Category

Sistem Pelusan CVS Mesin SWD PLTD Sektor Tello

leave a comment »

 

I Deskripsi Sistem CVS

CVS Adalah sistem pelumasan sekunder untuk melumasi bagian – bagian vital seperti silinder, valve, dan rocker arm. Pelumasan dilakukan  dengan cara mengalirkan pelumasbersih (clean oil) ketempat tempat tersebut. Berhubung tempat tersebut sangat sempit, maka tekanan yang diberikan kepadanya haruslah sangat tinggi. Sedangkan tekanan dari pompa tidak mencukupi oleh karenanya diperlukan peningkat tekanan. Peningkat tekanan ini  dilakukan distributor. DISTRIBUTOR pada dasarnya adalah pompa  yang digerakkan  oleh aliran pelumas yang  bergerak  bolak balik . Setiap satu langkah kedepan sejumlah kecil pelumas akan ditembakkan oleh distributor tersebut.

Dengan demikian sering membolak balikkan arah aliran  pelumas  maka jumlah oli yang ditembakkan akan semakin banyak . Pembentukan arah bolak balik dari aliran tersebut dilakukan oleh  OSCILATING VALVE ZV – 2055,A1dan ZV – 2055.A2 jika Vave ZV- 2001, A1 dan Valve ZV-2005.A2 tidak diaktifkan maka aliran akan dikembalikan ketangki pelumas (clean oil tank) jika Valva ZV- 2005, A1 aktif maka aliran akan dikembalikan ke tangki pelumas (clean oil tank) jika Valve ZV- 2005 A2 diaktifkan maka pelumas dikirim ke LINE 1 .dan kembali melalui LINE 2 . Jika ZV – 2005A2 diaktifkan  maka pelumas dari line 1 dibocorkan dan kembali ke clean oil tank. Sementara itu line 2 diisi dengan pelumas. Dengan mekanisme tersebut terbentuklah aliran arus pelumas yang bolak balik.

Jumlah pelumasan yang diperlukan oleh mesin tergantung pada panasnya mesin, hal ini tercermin pada besarnya tekanan TURBOCHARGER yang kemudian dikirim melalui pressure transmitter ke sistem transmitter maka pelumasan semakin banyak sehingga pembolak balikan Oscilating Valve ZV ZV- 2005 A1 dan ZV – 2005 A2 haruslah semakin cepat. Jika mesin masih baru atau ketika  digunakan silinder liner yang baru atau piston baru atau mesin sudah lama tidak digunakan maka pada 200 jam pertama diperlukan pelumasan yang berlebih, Untuk kondisi ini diginakan RUNNING POSITION (RUN POS)  pada posisi 2, karena pada posisi ini cukup banyak sedangkan pada keadaan normal gunakan run  pos pada posisi 1.

Khusus untuk melumasi bibir valve, karena bagian ini berhubungan lansung dengan pembakaran bahan bakar didalam silinder maka pelumasaanya harus dilakukan setelah silinder dalam kondisi yang sangat panas, sehingga pembakaran bahan bakar akan mengbakar juga pelumas secara sempurna. Untuk kebutuhan ini maka pada sistem CVS dilengkapi denan valva 3 (ZV-2005, A3) Kondisi normal valva ini (tanpa adanya aliran listrik pada solenoid ) adalah mengalirkan pelumas sehingga pada saat start dimana mesin masih dalam kondisi dingin valve ini harus diberi listrik agar tidak mengalirkan pelumas, bila tekanan AIR RECEIVER (P – Transmit) sudah melebihi  0,5 Bar yang ditandai oleh aktifnya Pressure Switch (PS- 4056) dalam kondisi ini mesin sudah mulai panas, sehingga bibir valve mulai dilumasi dengan cara memutuskan aliran listrik ke valve 3 (ZV- 2055. A3)

SISTEM CVS dilengkapi beberapa sensor antara lain  :

  1. Differential pressure switch (PDS-2055), berfungsi untuk mendeteksi derajat kejenuhan filter. Bila persedaaan tekanan telah melebihi 5 Bar, hal ini menunjukkan bahwa filter sudah jenuh. Bila kondisi sangat terpaksa filter ini dapat di bypass. Namun dapat diingat bahwa pelumas yang kotor atau dengan kata lain dapat menyebabkan kerusakan mesin atau efisiensi mesin menurun.
  2. Pressure switch (PS-2055.1), berfungsi untuk mendeteksi adanya aliran pelumas ke mesin. Pressure switch ini dalam keadaan normal akan berosilasi, sesuai dengan irama bolak – balik dari Oscilating valve (ZV – 2055.A1 dan ZV-2055.A2). Selain pressure switch ini, gerakan osilasi daripada pelumas juga dapat dilihat dari Manometer W. Jika Manometer tidak menunjukkan gerakan bolak-balik maka ada kemungkinan kerusakan Circuit 1, Valve 1 (ZV – 2055.A1), Valve 2 (ZV-2055.A2) atau pompa pelumas (M-2055) atau mungkin juga alirannya tersumbat. Jika hal ini terjadi maka segera hentikan mesin dan cari letak kerusakannya.
  3. Pressure switch (PS-2055.2), berfungsi untuk mendeteksi aliran pelumas ke bibir valve. Pada saat mesin di start pressure switch ini harus dalam kondisi open (tidak aktif) hal ini menunjukkan bahwa valve 3 (ZV – 2055.A3) sudah terbuka (tekanan air receiver lebih dari 0,5 bar), maka pressure switch ini akan berosilasi. Bila pressure switch tidak menunjukkan kedua gejala tersebut diatas maka segeralah cari letak gangguan.
  4. Pressure switch minimum charge air pressure 0,5 bar (PS-4056), berfungsi untuk mendeteksi tekanan air receiver yang diset pada kondisi on bila telah mencapai 0,5 bar. Hal ini akan menunjukkan panas tidaknya mesin. Jika pressure switch ini aktif (on) maka valve 3 (ZV – 2055.A3) akan diaktifkan.
  5. Transducer PP-2055 Charge Air Pressure yang terpasang pada unit CVS Elektronik, berfungsi untuk mendeteksi perubahan tekanan yang digunakan untuk mengatur frekuensi osilasi dari Valve 1 dan Valve 2.

II. Peralatan dan Spesifikasi System CVS

Pada dasarnya peralatan sistem CVS terdiri dari dua modul  yang terpisah yaitu :

  1. MODUL CATU DAYA disertai sensor receiver (PSU- CVS) modul ini berfungsi untuk membangkitkan regulasi tegangan  24 V DC. Arus 3A untuk modul control dan berisi pengkondisi signal untuki transducer PP-2055 charge  air pressure dan mengirimkan hasil olahan signal ke modul control.
  2. MODUL KONTROL  (Electronic Control CVS System). Disertai display Tekanan P- Transmit, Level – level digital dari input dan output dan indikator alarm. Modul ini merupakan kontroller berbasis sistem mikroprosessor yang dikembangkan untuk dapat dihubungkan dengan komputer untuk kebutuhan remote control melalui komunikasi RS-232. Modul control berfungsi untuk :

v  Menerima sinyal input (dari sensor sensor switch dan transducer ) sinyal input ini diolah sesuai dengan fungsi dari system CVS dan

v  Menampilkan informasi dalam bentuk display yang berupa data digital 3.5 DVM

Untuk mengukur tekanan P- Transmit, menampilkan sinyal–sinyal  input–output dalam bentuk LED, yang keluar masuk pada modul control ini dan menampilkan sinyal – sinyal dalam bentuk LED untuk kondisi alarm yang menunjukkan gejala – gejala gangguan yang terjadi pada system pelumas.

III. Pengoperasian Sistem CVS

Perhatikan panel display pada rangkaian control (Gambar  1). Panel display ini memiliki  indikator alarm yang sama dengan peralatan yang lama (SW DIESEL  Controller) namun sekarang ditambahkan dengan indikator lain untuk input dan output yang masuk  ke kontroller.

  1. Lakukan persiapan terhadap sistem pendukung diluar dari modul CVS yaitu sistem pompa pelumas terlebih dahulu dijalankan . Indikator LED pada bagian input akan menyala Yang menandakan sistem pompa telah berjalan.
  2. Pertama kali yang dilakukan adalah penekan tombol PRE LUB . Proses prelub akan menyebabkan pelumas mengisi seluruh bagian dari sistem pelumas mesin. Pengisian ini dilakukan dengan mengaktifkan Oscilating Valve, selam 30 menit, sehingga cukkup waktu untuk mengisi seluruh bagian mesin, Bila proses prelub dirasakan terlalu lama , maka proses ini dapat dihentikan dengan menekan tombol stop.
  3. Sebelum menjalankan proses pelumasan, aturlah posisi run pos sesuai kondisi dari mesin.P.

Perhatikan Tabel dibawah ini yang menunjukkan unjuk kerja modul control untuk posisi run pos.

Posisi selector run pos Deskripsi Lamanya pulsa tekanan( detik ) pada

0 bar               2,3 bar                   

Komsumsi pelumasanMaksimum ( gr / kWh )
Posisi    1 Operasi Normal ( 100 % ) 7,4                  2,3 1,04
Posisi    2 Operasi 200 jam pertamaSetelah perbaikan (145 %) 5,4              1,53 1,5

 

4   Bila Run pos telah ditentukan, maka tekanlah start untuk menjalankan proses pelumasan

 

Gambar 1. Panel Display Elektronik Control CVS System

IV LAMPU INDIKATOR

Lampu – lampu indikator pada sistem CVS terdiri dari :

  1. Blok input, blok ini berfungsi untuk menampilkan input yang berkaitan dengan sistem CVS.
  2. Blok output, blok iniberfungsi untuk menampilkan kondisi sinyal- sinyal yang dikeluarkan oleh CVS
  3. Blok Warning, blok ini berfungsi intuk menampilkan kegagalan operasi pelumasan.
  4. Lampu jauh yang terpasang pada bagian atas sistem electronic CVS berfungsi untuk memberi keterangan secara garis besar kepada operator.

IV. 1 Blok Input

Blok ini terdiri dari lampu ;

  1. START dalam kondisi normal lampu ini akan menyala bila tombol start pada panel ditekan, maka lampu akan menyala selama tombol ditekan lampu ini sangat berguna untuk melacak kesalahan pengawatan ( WIRING ).
  2. Stop, dalam kondisi normal lampu ini akan menyala bila tombol stop pada panel ditekan, maka lampu akan menyala selama ditekan, lampu ini sangat berguna untuk melacak kesalahan pengawatan ( wiring ).
  3. Pre Lub, dalam kondis  inormal lampu ini akan menyala selama tombolbila tombol pre lub pada panel ditekan maka lampu akan menyala selama tombol ditekan . lampu ini sanat berguna untuk melacak kesalahan pengawatan ( Wiring )
  4. Reset Alarm, dalam kondisi normal lampu ini akan menyala bila tombol reset alarm pada panel ditekan, maka lampu akan menyala selama ditekan . lampu ini sangat berguna uastuk melacak kesalahan pengawatan ( wiring )
  5. Release ( 80 RPM ), dalam kondisi awal lampu lampu ini akan menyala jika mesin distart maka lampu ini akan mati hal ini akn menunjukkan      RELAY K 48 telah bekerja dan opersi pelumasan segera dimulai
  6. Min Carge 0,5 Bar, dalam kondisi awal lampu ini akan mati. Jika lampu  tekanan turbo charger telah mencapai 0,5 bar maka lampu ini akan menyala pada saat ini VALVE 3 akan DIMATIKAN.
  7. Clogged Filter, dalam kondisi normal lampu ini akan MATI  jika lampu ini menyala menunjukkan bahwa filter telah kotor
  8. CYL. LUB, jika valve 1 dan valve 2 bekerja, maka lampu ini akan berkedip kedipan ini menunjukkan adanya tekanan pada circuit 1
  9. VALVE SEAT, jika lampu valve 3  menyala lampu ini tidak berkedip. Jika lampu valve 3 mati maka valve seat akan berkedip.
  10. Pump tidak digunakan

 

IV. 2 Blok OUTPUT

Blok  ini terdiri dari lampu ;

1.   Valve 1. lampu ber berkedip pada saat prelub dan selam mesin bekerja.

2.   Valve 2.Lampu akan berkedip pada saat prelub dan selama mesin bekerja.

  1. Valve 3, lampu akan menyala saatCvs diaktifkan dan akan mati jika tekanan turbo telah mencapai 0,5 bar.
  2. PY-3. 2055 ( CVS FAILURE / ALARM ) lampu akan menyala jika terjadi kegagalan fatal dalam pengoperasian CVS
  3. PY- 1. 2055 ( WARNING ) Lampu akan menyala jika sistem elektronik CVS mendeteksi adanya  kekotoran pada filter .
  4. PY – 2. 2055 (READY ) Lampu akan menyala jika sistem elektronik CVS tidak mengeluarkan sinyal warning dan alarm. Dalam kondisi ini CVS siap diaktifkan.

IV. 3  Blok WARNING

Blok ini  merupakan tiruan dari sistem CVS yang asli. Penunjukannya sama dengan sistem CVS yang asli.

IV. 4 LAMPU JAUH

Blok ini rerdiri dari lampu :

  1. Ready , berfungsi untuk menunjukkan bahwa CVS beroperasi normal.
  2. IMP. CONTROL berfungsi untuk menunjukkan adanya osilasi pada valve 1
  3. WARNING. Berfungsi untuk menunjukkan adanya tekanan pada aliran pompa. Jika lampu ini menyala berarti filter kotor atau pompa belum dijalankan, periksa kondisi pompa dan filternya.
  4. ALARM, jika lampu ini menyala  berarti terjadi kegagalan fatal pada sistem pelumasan, periksa valve1, 2, dan 3. seta pressure sensornya.

Written by hadyjie27

16 November 2011 at 13:12

Ditulis dalam Sistem Pelumasan CVS